Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
- Macam Macam Kemiskinan
Kemiskinan dalam buku Hukum Lingkungan
dan Ekologi Pembangunan diterangkan bahwa kemiskinan terdiri atas tiga
macam yaitu kemiskinan absolut, relatif/struktural dan kemiskinan
kultural. Walaupun dalam beberapa buku tentang kemiskinan, hanya
diterangkan dua saja.
Kali ini akan diberikan tiga pengertian dari macam macam kemiskinan yang ada
- Pengertian kemiskinan absolut atau mutlak adalah kemiskinan yang dapat diukur dengan perbandingan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasar minimun. Oleh karena itu, mengkategorikan seseorang mengalami kemiskinan absolut adalah dimana uang yang diperoleh tidak dapat mencukupi untuk membeli lauk pauk harian.
- Pengertian kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dimana seseorang ataupun keluarga itu tinggal. Sehingga walaupun seseorang atau keluarga itu pendapatnya dapat memenuhi seluruh keperluan primernya, akan tetapi masih tergolong berpendapatan rendah dibandingkan dengan individu lain di masyarakat maka seseorang tersebut disebut mengalami kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif dapat diperkirakan dengan memperhatikan golongan berpendapatan rendah dari suatu pola pembagian pendapatan.
- Pengertian kemiskinan kultural adalah keadaan dimana individu ataupun kelompok memilih untuk atau mengambil sikap untuk tidak memperbaiki taraf hidupnya yang sekarang dikarenakan budaya yang dimilikinya seperti suku suku pedalaman contohnya, suku anak dalam, kajang dan banyak lagi di Indonesia.
- Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan
1. Pengganguran
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Bencana Alam
4. Ketidakacuhan
5. Ketidakjujuran
6. Ketergantungan
1. Pengangguran
Semakin banyak pengangguran, semakin banyak pula orang-orang miskin yang
ada di sekitar. Karena pengangguran atau orang yang menganggur tidak bisa
mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal kebutuhan
setiap manusia itu semakin hari semakin bertambah. Selain itu pengangguran juga
menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, yaitu pengangguran dapat
menjadikan orang biasa menjadi pencuri, perampok, dan pengemis yang akan
meresahkan masyarakat sekitar.
2.
Tingkat pendidikan
yang rendah
Tidak adanya keterampilan, ilmu pengetahuan, dan wawasan yang
lebih, masyarakat tidak akan mampu
memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik. Karena dengan pendidikan masyarakat
bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia.Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa
menjadi bisa, salah menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang
rendah masyarakat akan dekat dengan kemiskinan.
3. Bencana Alam
Banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan tsunami menyebabkan gagalnya
panen para petani, sehingga tidak ada bahan makanan untuk dikonsumsi dan dijual
kepada penadah atau koperasi. Kesulitan bahan makanan dan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.
4. Ketidakacuhan (Apathy)
Banyaknya permasalahan hidup yang berlatar belakang finansial kadang
membuat orang miskin kurang memiliki optimisme. Bagaimana mereka bisa
optimis kalau tidak mengetahui bahwa sebenarnya ada lho, solusi untuk
keluar dari kemiskinan. Alhasil, dengan ‘ketidakpedulian’ mereka pada
diri sendiri dan keluarga, mereka ‘memilih’ untuk menyerah.
5. Ketidakjujuran
Secara garis besar, hal inilah yang menjadi penyebab utama kemiskinan di
Indonesia sulit untuk dihilangkan. Selama pejabat pemerintahan – dari
tingkat yang terendah hingga tingkat pusat – hanya berpikir untuk
memperkaya dirinya sendiri, maka akan selalu ada orang miskin. Yang
menyedihkan, penyebab kemiskinan satu ini tidak hanya menitikberatkan
pada nominal angka yang dikorupsi. Sementara seorang pejabat mungkin
mencuri 100 juta rupiah dari anggaran pendidikan, sebenarnya ia sedang
mengambil 400 juta rupiah, atau lebih banyak lagi. Kok bisa begitu?
Seharusnya 100 juta itu bisa memperbaiki kehidupan 100 pelajar misalnya,
dan ke-100 pelajar itu bisa mengembalikan manfaat itu kepada lingkungan
sekitarnya. Hilangnya 100 juta tersebut memberikan dampak yang mendalam
dan meluas pada kemiskinan masyarakat.
6. Ketergantungan (Dependency)
Ini nih, salah satu hal terpenting yang harus kamu tahu: fakta di
lapangan menyebutkan bahwa santunan belum tentu sepenuhnya menyelesaikan
masalah kemiskinan! Ketika orang miskin ‘terbiasa’ diberi donasi, akan
sulit bagi mereka mandiri secara finansial. Mental mereka adalah mental
‘menerima’, sedangkan solusi bagi kemiskinan adalah pekerjaan dan
pendidikan. Donasi tetaplah penting pada situasi kritis, misalnya bencana alam. Tapi kalau kita ingin menghapuskan kemiskinan, kita harus memberikan mereka suatu ‘pekerjaan rumah’ yang membuat mereka termotivasi untuk berpikir, belajar, dan berjuang.
Kemiskinan Absolut atau mutlak adalah kemiskinan yang dapat diukur dengan perbandingan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasar minimun. Jadi Indonesia menggunakan indikator kemiskinan ini karena di indonesia pendapatan penduduk perkapita masih di bawah rata-rata. Hal ini bisa kita lihat dengan masih banyaknya penduduk yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan seharinya-harinya seperti sandang,pangan,dan papan.Tidak hanya itu SDM di Indonesia pun masih sangat rendah. Ini bisa kita lihat dari banyaknya pengganguran di Indonesia yang disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk yang disebabkan karena mereka tidak mengenyam pendidikan. Akibatnya untuk bersaing di dalam dunia perekonomian mereka tidak mampu sehingga mereka tidak dapat berkembang dan tentu pada akhirnya mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak.
Jumlah penduduk adalah salah satu indikator penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sebab jumlah penduduk merupakan input yang potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat digunakan. Dengan jumlah penduduk yang banyak Indonesia memiliki potensi persediaan tenaga kerja yang cukup banyak tetapi tidak semua yang potensial tersebut dapat terserap di tiap sektor produksi sehingga menimbulkan pengangguran. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cendrung menurun sehingga terjadi pengangguran. Meski demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja.
Sumber :
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=999902441780887776#editor/target=post;postID=6718701988265323383
http://ochascorpiogirl.blogspot.co.id/2012/10/faktor-penyebab-dan-cara-mengatasi.html
https://gandengtangan.org/blog/4-kemiskinan-solusinya/
http://hariannetral.com/2015/07/pengertian-kemiskinan-apa-itu-miskin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar